Kota Sorong adalah sebuah kota di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Kota ini dikenal dengan sebutan Kota Minyak, di mana Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM) mulai melakukan aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak tahun 1935. Sorong adalah kota terbesar di Provinsi Papua Barat serta kota terbesar kedua di Papua Indonesia, setelah Kota Jayapura.

Kota Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk dan transit ke Provinsi Papua Barat. Kota Sorong juga merupakan kota industri, perdagangan dan jasa, karena Kota Sorong dikelilingi oleh kabupaten lain yang mempunyai sumber daya alam yang sangat potensial sehingga membuka peluang bagi investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya.

Asal nama[sunting | sunting sumber]

Nama Sorong berasal dari kata SorenSoren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang dalam dan bergelombang. Kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat. Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama "Daratan Maladum " (sekarang termasuk bagian dari wilayah Kota Sorong) dengan sebutan “Soren” yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang Tionghoamisionaris clad Eropa, Maluku dan Sangihe Talaud dengan sebutan Sorong.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Masa Kolonial Belanda[sunting | sunting sumber]

Pulau Doom pada tahun 1955

Sekitar tahun 1935, pada masa Hindia Belanda, Sorong didirikan sebagai base camp Bataafse Petroleum Maatschappij (BPM) sedangkan pusat pemerintahan didirikan di Pulau Doom.

Masa Pemerintahan Indonesia[sunting | sunting sumber]

Setelah penyerahan Irian Barat secara penuh oleh Penguasa Sementara PBB atau UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) kepada pemerintah Republik Indonesia, maka pada tahun 1965 berdasarkan berbagai pertimbangan kemudian diangkat seorang wakil Bupati Koordinator yang berkedudukan di Sorong, dengan tugas: 1. Mengkoordinir pelaksanaan tugas pemerintahan oleh Kepala Pemerintahan Setempat (KPS) Sorong, Raja Ampat, Teminabuan dan Ayamaru. 2. Mempersiapkan pemecahan Kota Irian Barat Bagian Barat menjadi 2 (dua) Kota.

Pada tahun 1969, dengan selesainya pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) maka perkembangan status dari Kota Administratif menjadi Kota Otonom ini tidak ada perubahan dalam pembagian wilayah dan keadaan sampai dengan akhir tahun 1972 adalah sebagai berikut:

  • Wilayah Pemerintahan Setempat Sorong dengan ibu kota Sorong;
  • Wilayah Pemerintahan Setempat Raja Ampat dengan ibu kota Sorong Doom;
  • Wilayah Pemerintahan Setempat Teminabuan dengan ibu kota Teminabuan;
  • Wilayah Pemerintahan Setempat Ayamaru dengan ibu kota Ayamaru.

Pembagian wilayah di Sorong seperti tersebut di atas berlaku sampai tahun 1973 saat dilakukannya penghapusan wilayah-wilayah Kepala Daerah Setempat dan sejumlah distrik dan dibentuknya Pemerintahan Wilayah Kecamatan Tahap Pertama Tahun 1973-1974.

Kota Sorong pada mulanya merupakan salah satu kecamatan yang dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Sorong. Namun dalam perkembangannya telah mengalami perubahan sesuai Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1996 tanggal 3 Juni 1996 menjadi Kota Administratif Sorong. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang no. 45 Tahun 1999 Kota Administratif Sorong ditingkatkan statusnya menjadi daerah otonom sebagai Kota Sorong

Geografi[sunting | sunting sumber]

Secara geografis, Kota Sorong berada pada koordinat 131°51' Bujur Timur dan 0° 54' Lintang Selatan.

Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]

Kota Sorong memiliki batas-batas sebagai berikut:

UtaraDistrik Makbon dan Selat Dampier
TimurDistrik Makbon dan Selat Dampier
SelatanDistrik Aimas dan Distrik Salawati
BaratSelat Dampier

Luas Wilayah[sunting | sunting sumber]

Luas wilayah Kota Sorong mencapai 1.105,00 km² atau sekitar 1.13% dari total luas wilayah Papua Barat. Wilayah kota ini berada pada ketinggian 3 meter dari permukaan laut. Keadaan topografi Kota Sorong sangat bervariasi terdiri dari pegunungan, lereng, bukit-bukit dan sebagian adalah dataran rendah, sebelah timur di kelilingi hutan lebat yang merupakan hutan lindung dan hutan wisata.

Geologi[sunting | sunting sumber]

Keadaan geologi Kota Sorong terdapat hamparan galian golongan C seperti batu gunung, batu kaIi, sirtu, pasir, tanah uruk dan kerikil. Sedangkan jenis tanah yang terdapat di Kota Sorong adalah tanah latosal putih yang terdapat di pinggiran pantai Tanjung Kasuari dan tanah fudsolik merah kuning yang terdapat dihamparan seluruh kawasan Distrik Sorong Timur. Keadaan permukaan Kota Sorong yang terdiri dari gunung, buki-bukit dan dataran yang rendah yang ditandai dengan jurang, dan wilayah ini dialiri sungai-sungai sedang, kecil seperti sungai Rufei, sungai Klabala, sungai Duyung, sungai Remu, sungai Klagison, sungai Klawiki, sungai Klasaman dan sungai Klabtin.

Iklim[sunting | sunting sumber]

Kota Sorong beriklim hutan hujan tropis (Af) dengan suhu udara minimum di Kota Sorong sekitar ±23 °C dan suhu udara maksimum sekitar ±33 °C. Curah hujan tahunan tercatat berada pada kisaran 2.700 hingga 3.200 mm. Curah hujan cukup merata sepanjang tahun serta tidak terdapat bulan tanpa hujan dan banyaknya hari hujan setiap bulan antara 9–27 hari. Kelembaban udara rata-rata tercatat ±83%.

sembunyiData iklim Sorong, Papua Barat, Indonesia
BulanJanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDesTahun
Rata-rata tertinggi °C (°F)32.6
(90.7)
32.5
(90.5)
31.5
(88.7)
30.7
(87.3)
30
(86)
29.4
(84.9)
29.5
(85.1)
29.9
(85.8)
31.6
(88.9)
32.7
(90.9)
33
(91)
32.8
(91)
31.35
(88.4)
Rata-rata harian °C (°F)27.5
(81.5)
27.4
(81.3)
27.5
(81.5)
27.6
(81.7)
27.5
(81.5)
26.7
(80.1)
26.6
(79.9)
26.9
(80.4)
27.1
(80.8)
27.5
(81.5)
28
(82)
27.8
(82)
27.34
(81.18)
Rata-rata terendah °C (°F)25.4
(77.7)
25.4
(77.7)
24.6
(76.3)
24.5
(76.1)
24.5
(76.1)
24
(75)
23.9
(75)
23.9
(75)
24.3
(75.7)
24.6
(76.3)
25.5
(77.9)
25.5
(77.9)
24.68
(76.39)
Presipitasi mm (inci)194
(7.64)
180
(7.09)
198
(7.8)
243
(9.57)
368
(14.49)
373
(14.69)
321
(12.64)
277
(10.91)
234
(9.21)
207
(8.15)
186
(7.32)
188
(7.4)
2.969
(116,91)
Rata-rata hari hujan95101418191715141277147
kelembapan81808284858685858483828283.3
Rata-rata sinar matahari harian6.56.96.46.35.24.64.95.45.76.16.86.75.96
Sumber #1: Climate-Data.org[6]
Sumber #2: Weatherbase[7]

Demografi[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan hasil Pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Sorong (Angka Sementara) adalah 190.341 jiwa, yang terdiri atas 99.898 laki-laki dan 90.446 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak di Distrik Sorong Utara sebanyak 44.774 jiwa dan jumlah penduduk terkecil berada di Distrik Sorong Kepulauan dengan Jumlah penduduk 9.710 jiwa. Tahun 2017, jumlah penduduk kota ini bertambah cukup signifikan menjadi 239.815 jiwa (laki-laki 125.015 jiwa dan perempuan 114.800 jiwa).[2]

Perbandingan laki-laki dan perempuan atau rasio jenis kelamin di Kota Sorong adalah sebesar 110,45 persen. Dari enam distrik yang ada di Kota Sorong, angka rasio jenis kelamin tertinggi berada di Distrik Sorong Timur yaitu sebesar 114,97 persen.

Laju pertumbuhan penduduk Kota Sorong sebesar 7,02 persen per tahun. Distrik yang laju pertumbuhan penduduknya tertinggi adalah Distrik sorong Timur yakni 14,07 persen dan yang terendah adalah Distrik Sorong Kepulauan yakni sebesar 3,54 persen.

Dengan Luas wilayah 1.105 km² yang didiami penduduk 239.815 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Sorong adalah sebesar 217,03 jiwa/km². Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatannya adalah Distrik Sorong Manoi yakni sebesar 313 jiwa/km², sedangkan yang paling terendah Distrik Sorong Kepulauan yakni 49 jiwa/km².

Agama[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, menunjukkan bahwa persentase agama penduduk kota Sorong mayoritas adalah Kekristenan yakni 54,70% (Kristen Protestan 47,15% dan Katolik 7,55%), kemudian jumlah pemeluk agama Islam berjumlah 45,01%, lalu Buddha 0,19% dan Hindu 0,09%.[3]

Agama di Kota Sorong (2021)
AgamaPersen
Protestan
  
47.15%
Islam
  
45.01%
Katolik
  
7.55%
Buddha
  
0.19%
Hindu
  
0.09%
Lainnya
0.01%

Penduduk asli Papua Barat umumnya memeluk agama Kekristenan, ditambah etnis Batak, Minahasa, penduduk asal NTT, Maluku dan sebagian kecil Tionghoa, Jawa dan Dayak. Sedangkan pemeluk agama Islam berasal dari etnis Jawa, Sunda, Bugis, Makassar, Minangkabau dan lainnya. Sedangkan pemeluk agama Buddha umumnya adalah Tionghoa dan Hindu berasal dari etnis Bali.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar Wali Kota[sunting | sunting sumber]


Wali Kota Administratif Sorong[sunting | sunting sumber]

NoWalikotaMulai MenjabatAkhir MenjabatPeriodeWakil WalikotaKet.
1
Drs. J.A. Jumame, MM.jpg
Jonathan Annes Jumame3 Juni 199612 Oktober 19991lowong[8]

Walikota Sorong[sunting | sunting sumber]

NoWalikotaMulai MenjabatAkhir MenjabatPeriodeWakil Wali KotaKet.
Drs. J.A. Jumame, MM.jpg
Jonathan Annes Jumame12 Oktober 19992001lowong[Ket. 1]
1200120061
(2001)
Hengky Rumbiak[9]
Rahimin Katjong200611 Juni 2007lowong[Ket. 2]
(1)
Drs. J.A. Jumame, MM.jpg
Jonathan Annes Jumame11 Juni 200711 Juni 20122
(2007)
Baesara Wael[10][11]
2Walikota Lambert jitmau Kota Sorong Papua Barat Indonesia.jpgLamberthus Jitmau11 Juni 201211 Juni 20173
(2012)
Pahimah Iskandar[12]

[Ket. 3]
[Ket. 4]

Welly Tigtigweria
(Plh.)
11 Juni 201722 Agustus 2017lowong[Ket. 5]
(2)Walikota Lambert jitmau Kota Sorong Papua Barat Indonesia.jpgLamberthus Jitmau22 Agustus 2017petahana3
(2017)
Pahimah Iskandar[16]
Catatan
  1. ^ Penjabat Wali Kota.[8]
  2. ^ Penjabat Wali Kota.
  3. ^ Pada 6-7 November 2016 dijabat oleh Welly Tigtigweria selaku Pelaksana Harian Wali Kota karena wali kota definitif cuti kampanye.[13]
  4. ^ Pada 7 November 2016-12 Februari 2017 dijabat oleh Jaconias Sawaki sebagai Penjabat Wali Kota karena wali kota definitif cuti kampanye.[14]
  5. ^ Sekretaris Daerah Kota Sorong menjabat Pelaksana Harian Wali Kota.[15]

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Sorong dalam dua periode terakhir.[17][18][19][20]

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2014-20192019-2024
  PKB1Kenaikan 2
  Gerindra2Kenaikan 3
  PDI-P3Steady 3
  Golkar8Steady 8
  NasDem3Penurunan 2
  PKS0Kenaikan 2
  Perindo(baru) 2
  PPP1Steady 1
  PAN3Penurunan 2
  Hanura2Steady 2
  Demokrat5Penurunan 3
  PBB2Penurunan 0
Jumlah Anggota30Steady 30
Jumlah Partai10Kenaikan 11

Kecamatan/Distrik[sunting | sunting sumber]

Kota Sorong terdiri dari 10 kecamatan dan 41 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 275.618 jiwa dengan luas wilayah 656,64 km² dan sebaran penduduk 420 jiwa/km².[21][22]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Sorong, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
DistrikJumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
92.71.08Klaurung4
92.71.10Maladum Mes4
92.71.09Malaimsimsa4
92.71.01Sorong4
92.71.03Sorong Barat4
92.71.04Sorong Kepulauan4
92.71.07Sorong Kota4
92.71.06Sorong Manoi5
92.71.02Sorong Timur4
92.71.05Sorong Utara4
TOTAL41

Secara administratif, Kota Sorong terdiri dari 10 distrik (setingkat dengan kecamatan), yaitu SorongSorong BaratSorong KepulauanSorong TimurSorong Utara, Sorong Manoi, Sorong Kota, Malaimsimsa, Klaurung dan Maladom Mes. Kemudian dibagi lagi atas 41 kelurahan yang tersebar pada masing-masing distrik tersebut.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Komoditas unggulan Kota Sorong yaitu sektor pertanian, Perkebunan dan jasa. Sub sektor perkebunan komoditas yang diunggulkan berupa Kakao, Kelapa dan cengkih. Pariwisatanya yaitu wisata alam, wisata adat dan budaya.

Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia 1 pelabuhan, yaitu Pelabuhan Sorong (Port of Sorong) dan 1 bandar udara, yaitu Bandar Udara Domine Eduard Osok. Sebelum adanya Bandar Udara Domine Eduard Osok, Kota Sorong menggunakan Bandar Udara Jeffman di Pulau Jeffman. Untuk mencapai bandar udara tersebut penumpang pesawat terbang menggunakan angkutan kapal dari Kota Sorong. Saat ini bandar udara tersebut sudah tidak digunakan lagi.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sorong dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 nilainya telah mencapai sekitar 4.206.112,83 juta rupiah atau mengalami peningkatan sebesar 14,43 persen dibandingkan tahun 2011. Besar kecilnya perkembangan PDRB Kota Sorong berpengaruh terhadap besar kecilnya sumbangan PDRB Kota Sorong terhadap pembentukan PDRB Provinsi Papua Barat.

sumber: sorongkota.bps.go.id

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan perekonomian Kota Sorong. Kota Sorong terkenal sebagai salah satu kota dengan peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak milik Belanda Heritage Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM). Beberapa kawasan wisata lainnya adalah taman rekreasi pantai Tanjung Kasuari dengan pesona pasir putihnya, termasuk kawasan pantai pada Pulau Raam, Pulau Soop, Pulau Item dan Pulau Doom.

Fasilitas wisata lainnya adalah taman rekreasi pantai Tanjung Kasuari dengan pesona pasir putihnya, Pulau Raam, Pulau Soop dan Pulau Doom yang terkenal dengan pantainya yang indah. Juga pulau Dofior yang terdapat Tugu Selamat Datang di Kota Sorong dengan menggunakan bahasa Moi (suku asli di Kota Sorong) yang ramah dan bersahabat menyambut pengunjung yang datang di Kota Sorong. Juga tembok Dofior yang terkenal dengan pemandangan panorama laut dan keindahan alam menjelang senja.


0 comments: